Mom shaming
Apasih mom shaming ?
Istilah
mom-shaming berarti merendahkan seorang ibu karena pilihan
pengasuhannya berbeda dari pilihan-pilihan yang dianut si pengkritik.
"Ko anaknya dikasih sufor ?"
"Ko anaknya dikasih makanan instant sih ?"
"Eh itu gendong bayinya ko begitu ?"
"Anaknya pakai dot ya ? Kasian banget"
Pernah denger kalimat seperti itu ?
Atau pernah dapet kalimat seperti itu dari orang lain ?
Atau jangan-jangan pernah melontarkan kalimat seperti itu ke orang lain ?
Itulah kalimat-kalimat yang sering diucapkan oleh para pelaku mom shaming.
Saya pernah kena mom-shaming
Dari mana ? Dari mana mana haha
Lingkungan sekitar
Atau bahkan dari keluarga sendiri
Menyedihkan sekali
Padahal seharusnya sesama ibu kita saling mendukung
Memberi tahu tanpa harus mengkritik seakan akan pola pengasuhan kita itu salah besar
Setiap ibu pasti punya alasan tersendiri atas keputusan yang diambil untuk keluarganya
Dan pastinya setiap ibu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya.
Lalu perlakuan seperti apa yang saya dapatkan ?
Jadi keluarga saya termasuk keluarga yang pemikirannya sedikit jadul, apalagi dalam hal mengurus anak.
Anak
bayi harus pake bedong, anak bayi ga boleh dibawa keluar rumah sebelum
40 hari, anak bayi harus pakai minyak telon sama bedak, dan banyak lagi
aturan-aturan mengurus bayi lainnya.
Sedangkan saya tipe orang yang cukup mengikuti apa yang sedang terjadi, apalagi dalam hal parenting.
Mengupgrade
diri tentang pola pengasuhan anak menurut saya sangat penting. Demi
menjadi ibu yang baik untuk anak-anak. Begitu pikir saya.
Tapi hal itu bertolak belakang dengan keluarga saya, jadi apapun yang saya lakukan terhadap anak saya, dianggap berlebihan.
Contoh
saya ingin ASI eksklusif untuk anak saya, minimal sampai 6 bulan dan
kekeuh anak saya diberikan makan itu pada saat 6 bulan.
Tapi
keluarga saya tidak berpikiran seperti itu, saat anak rewel, dan tidak
berhenti walau sudah diberi ASI tandanya anak masih lapar, harus diberi
susu formula atau bahkan pisang kerok kalau perlu.
Kalau dibantah, pasti jawabannya "dulu kamu juga sebelum 6 bulan udah dikasih biskuit, idup aja tuh sampe sekarang"
Oke deh skakmat
Tapi tetep ko saya pegang prinsip 6 bulan harus ASI ga ada tambahan lainnya.
Kasus lainnya, sewaktu hamil saya selalu membaca buku tentang parenting, bagaimana menjadi seorang ibu.
Salah seorang anggota keluarga saya bilang "alaaaah itu mah teori, prakteknya anak rewel tetep aja dimarahin"
Ya Allah salah lagi
tolooooooong
Itu
memang benar, buku itu hanya teori. Tapi bagaimana kita bisa praktek
tanpa tau teori nya ? Learning by doing ? Tetap harus mengerti teorinya.
Tau teori, praktekan dan kemudian kita menemukan teori teori baru untuk
diri kita sendiri. Begitu pikir saya.
Dan banyaaaak lagi hal-hal tentang pengasuhan yang menurut mereka saya itu salah dan aneh.
Untungnya saat anak pertama saya berusia 2 bulan, saya pindah ke Palembang.
Ya jauh dari keluarga besar membuat saya leluasa mengurus anak saya.
Ga takut lagi deh kena mom-shaming
Hmmm
tapi siapa sangka kalau setelahnya akan ada netizen dengan segala
kesempurnaannya itu hadir dan ternyata bisa menjadi pelaku mom-shaming
juga.
Diusia maryam (anak
pertama) masih balita, saya harus hamil lagi. Hal itu membuat saya
harus menyapih lebih cepat. Tidak bisa asi eksklusif 2 tahun. Akhirnya
saya memberikan maryam susu formula untuk tambahan nutrisinya.
Tapi
namanya juga hidup, tak lengkap kalau belum dinyinyirin. Ada yang
memberi teori tentang bahaya susu formula. Yaah seakan akan saya ibu
yang meracuni sang anak dengan memberinya susu formula.
Lebih kejam lagi, ibu yang memberikan makanan instan untuk anaknya sama saja dengan memberikan makanan sampah.
Subhanallah sekali ibu jari para netizen ini.
Tak
sepantasnya mereka berbicara seperti itu. Apalagi kalau dia juga
seorang ibu. Harusnya mengerti bagaimana susahnya menjaga anak.
Bagaimana pusingnya kalau anak ga mau makan.
Seharusnya memberi informasi itu tidak dibarengi dengan label yang menyudutkan salah satu pihak.
Tak ada yang salah dalam cara mendidik anak
Berbeda bukan berarti kita salah
Karena semuanya kembali lagi kepada masing-masing orangtua
Yang harus kita ingat bahwa orangtua pasti memberikan yang terbaik untuk anaknya.
0 komentar