Pantulan Warna Zona 4

Di zona 4 ini Ibu dimint untuk mengamati gaya belajar dan Stimulasi Kreativitas dari anak-anak

Sebenernya cukup kewalahan juga sih ngerjain tugasnya, bahkan untuk mengumpulkan 10 tugas saja mesti pake rapelan segala huhu

Tapi memang di setiap zona berusaha sebisa mungkin untuk mengerjakan minimal 10 tugas.

Kalau bisa berhasil mengerjakan sampai 15 hari sih itu bonus hehe

Tapi memang di zona 4 ini cukup berat

Karena untuk mengamati tentunya Ibu harus mempunyai aktivitas untuk anak-anak. Setelah itu barulah Ibu mengamati gaya belajar dari anak-anak. Mulai dari Intelectual Curiosity, Creative Imagination, Art of Discovery hingga Noble of Attitude.

Nah itulah yang menurut Ibu agak sulit apalagi Ibu terbiasa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa rencana alias yaudah jalanin ajah. Ditambah lagi Ibu harus menemukan 4 point yang sudah disebutkan tadi. Padahal biasanya yaudah main mah main ajah, kalo ada pelajaran yang bisa diambil dari permainan itu yaa itu nilai tambah buat Ibu dan anak-anak. 

Sekarang Ibu harus mengamati dan mencatat segalanya.

Tapi menyenangkan karena Ibu jadi berfikir untuk membuat aktivitas untuk anak-anak.

Setiap hari berfikir "besok bikin apa lagi ya buat anak-anak?"

Walaupun terkadang aktivitas yang biasa aja, sekarang jadi lebih menarik karena bisa melihat seberapa besar sih rasa ingin tahu anak-anak, sejauh mana sih imajinasi anak-anak. 

Berharap di Zona 5 nanti bisa lebih baik lagi. 

Semangat Ibuuuu 

Maryam tipe anak yang suka sekali bercerita. Menceritakan apa yang dialami atau ap yang dia lihat. 

Jadi Ibu sering membacakan buku untuknya.

Biasanya Ibu membacakan buku yang menceritakan tentang cara Berterimakasilah, menyayangi sesama, membantu sesama, atau menjadi anak yang percaya diri.

Selain mendapatkan pelajaran-pelajaran dari buku, dengan membaca juga membuat kosakata Maryam semakin bertambah

Biasanya saat hendak tidur, Ibu membacakan doa dan cerita untuk Maryam dan Athar

Tapi kali ini Maryam yang meminta untuk menceritakan kembali apa yang sudah pernah Ibu bacakan 

Maryam meceritakan cerita dari buku berjudul "Emo si anak Ramah" dan "Ela si Hati Teguh"

Maryam lancar menceritakan kembali kedua kisah itu.

Maryam juga sesekali bercanda dengan menceritakan hal konyol atau mengubah judul bukunya

“Ibu, teteh mau cerita tentang Eko tapi yang konyol”

“Hah? Yang konyol gimana?”

“Gini, Emo si anaaaaakkk keciiil”

“Hahaha”

“Lucu kan Bu?”

“Iya lucu”

“Ada lagiii..Emo si anaaaak nakal !”

“Ada lagi nggak ?”

“Nggak, udah dua aja yang konyol nya!”

“Hahah yaudah”

Besok akan ada cerita konyol apalagi yaa dari Maryam ? Hehehe

Pertama-tama Ibu memasak agar-agar, lalu menuangkannya pada wadah yang berisi beberapa mainan dinosaurus. Tunggu hingga agar-agar mengeras barulah bisa dimainkan oleh anak-anak

Maryam dan Athar cukup antusias untuk memainkan permainan ini.

Saat agar-agarnya sudah mengeras, mereka langsung meminta untuk memainkannya.

Sebelumnya, Ibu memberi Instruksi terlebih dahulu apa yang harus mereka lakukan.

"Ini ada agar-agar, didalamnya ada dinosaurus. Teteh sama dek harus berusaha mengeluarkan dinosaurus ini yaa"

Tanpa basa basi mereka langsung mengeluarkan dinosaurus itu menggunakan tangan mereka.

Permainan ini bisa menstimulasi sensorik mereka dan juga membuat mereka untuk tidak mudah jijik dengan tekstur yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.

Awalnya mereka hanya mengeluarkan dinosaurus yang terjebak di dalam agar-agar

Lalu mulai berkreasi, menghancurkan agar-agar seakan-akan agar-agar itu adalah lava. Cerita berubah menjadi dinosaurus yang terjebak didalam lahar panas

Lama-lama tidak hanya dinosaurus yang terjebak di lahar panas, tapi semua mainan. Mobil-mobilan, masak-masakan, masuk kedalam lahar panas.

Tapi, mereka bertanggung jawab dengan membereskan dan mencuci mainan itu setelahnya

Alhamdulillah

Kebetulan lagi bahan-bahannya ada yasudah Ibu buatkan

Seperri biasa anak-anak selalu penasaran dengan hal baru. Membuat gyoza ini pun hal baru bagi mereka. Memang ini bukan yang pertama buat Ibu membuat gyoza tapi yang pertama buat anak-anak melihat langsung proses pembuatannya

Mereka penasaran, apakah ada hal yang bisa mereka lakukan juga.

"ibu mau apa?" tanya Maryam

"" buat gyoza"

"teteh boleh bantu?"

"adek juga mau bantu" yaa... Seperti biasa adiknya jadi pengikut setia haha

Ibu meminta mereka membantu membungkus adonan dengan kulit pangsit.

"ibu ini apa?"

"itu kulit pangsitnya. Nanti teteh masukin adonannya kekulit pangsit ini ya. Terus ditutup"

"oh iya. Tapi tutupnya gimana?"

"bebas deh gimana teteh aja asal ketutup"

.

.

.

"kenapa kulit pangsitnya warna hijau?"

"iya, itu ibu beli yang rasa bayam, jadi kulitnya warnanya hijau deh"

Mereka hanya mencoba sekali membungkus adonan dengan kulit pangsit. Kata mereka susah, dan hasilnya juga jelek. Hahaha

Akhirnya Ibu melanjutkan sisanya hingga adonannya habis, mereka hanya tinggal makan saja

"ibu terimakasih ya udah buatin teteh makanan ini, enak" ucap Maryam

Alhamdulillah kalau anak-anak suka

#harike8

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Ibu mempersiapkan alat dan bahan seperti agar-agar, gula, pengaduk, gelas dan panci.

Lalu Ibu meminta Maryam yang membuatnya. Ibu hanya mengarahkan apa yang harus dilakukannya.

Dengan hati-hati Maryam menuangkan gula pasir ke dalam panci, diikuti dengan bubuk agar-agar.

"setelah ini apa?"

"tambah 3 gelas air ya. Jadi tolong ambil air ke gelas ini. Isi sampai gelasnya penuh, lalu masukkan ke panci"

"baik, Ibu"

Maryam mulai mengisi air ke gelas

"segini, Bu?"

"kurang. Sampai penuh ya"

"apa ini sudah penuh?"

"sedikiiiit lagi"

"segini?"

"iya cukup"

Maryampun memasukkan air dari gelas ke panci.

"jadi baru berapa gelas airnya?"

"satu, Bu"

"sekarang kita butuh 3 gelas. Jadi tinggal berapa gelas lagi?"

"hmmm... Dua ya?"

"iya betul. Ayo isi lagi air ke gelas. Sampai penuh ya"

"iya"

Maryam mengulangi pekerjaannya. Mengisi gelas sampai penuh lalu menuangkannya ke dalam panci

"setelah ini apa?"

"dimasak, sambil terus diaduk"

Karena kompor cukup tinggi, Maryampun mengambil kursi dan mulai mengaduk agar-agarnya.

Lama-lama, agar-agar pun semakin panas dan Maryam menyerah mengaduk agar-agar itu.

"ibu, udah ah panas"

"hmm yaudah kalo gitu ibu yang lanjutin yaa. Teteh bisa siapin cetakannya nggak?"

"bisa bu, tapi dimana cetakannya?"

"coba cari di rak paling bawah situ"

"tapi dibawah sini banyak sekali barang"

"teteh bisa keluarkan barangnya satu persatu sampai cetakannya ketemu"

Diapun menurut, dia mengeluarkan satu persatu barang dari rak paling bawah

"ketemuuu"

"Alhamdulillah, bawa sini cetakannya"

"sebentar teteh beresin dulu yang lainnya"

Dia memasukkan kembali barang yang tidak diperlukan kedalam rak.

Saatnya untuk menuang agar-agar kedalam cetakan....

"teteh mau tuang agarnya nggak?"

"mau, Bu"

"tapi hati-hati panas yaa. Ambil pakai sendok ini sedikit-sedikit aja terus masukkin ke cetakan"

"ok, Bu"

Pelan pelan dia menyendok agar-agar dan menuangkannya kedalam cetakan. Satu sendok, dua sendok, sampai semua cetakan terisi penuh.

"isi si kura-kura.... Sekarang burung.... Udah itu beruang...." Maryam menggumam sambil menyelesaikan pekerjaannya

"selesai, Bu... Abis ini apa?"

"Alhamdulillah, abis ini ya kita tunggu sampai mengeras dan kita masukkin ke kulkas"

"dimakannya kapan?"

"hahah, ya nantilah nunggu dingin dulu"

Dan seperti biasa dia nggak sabar untuk makan agar-agarnya

Alhamdulillah hari ini Maryam udah bisa bikin camilan kesukaannya 

#harike7

#tantangan15hari

#zona4gayabelajarstimulasikreativitas

#pantaibentangpetualang

#institutibuprofesional

#petualangbahagia

Hari ini bisa dibilang projectnya Ibu hehe. Soalnya Ibu harus pergi untuk belajar tentang hidroponik. Memang sudah daftar untuk pelatihan ini sejak 3 minggu lalu.

Berhubung Ibu harus pergi, jadi Ayah nih yang gantiin buat jaga rumah dan jaga anak-anak hehe.

Tapi sebelum Ibu pergi, pagi-paginya Ibu udah siapin sarapan dan masak untuk makan siang. Biar Ayah nggak kerepotan lagi cari makan hehe. 

Alhamdulillah banget anak-anak nggak rewel, mereka bermain dan beraktivitas seperti biasanya. Ayah juga sempetin buat jemur baju, dan siapin makan untuk anak-anak. Padahal Ayah baru pulang kerja jam 7 pagi. Yaa walaupun di kantor sempet tidur tapi tetep aja pasti cape. 

Bersyukur banget sih bisa punya partner kaya Ayah. Mau ngedukung apa yang Ibu lakukan selama itu baik dan tidak melanggar aturan agama. Mau bantuin Ibu juga dalam urusan rumah. Nggak gengsi buat cuci baju, masak dan jagain anak-anak.

Terimakasih banyak ya Ayahnya anak-anak ❤️❤️❤️ 

Pergi ke dokter gigi sepertinya sudah menjadi agenda rutin untuk kami.

Jadi sejak Maryam mengeluh sakit gigi, kita mulai memeriksakan giginya ke dokter dan ternyata bengkak cukup parah. Hal itulah yang bikin kita mesti bolak balik kontrol setiap satu minggu. Termasuk hari ini.

Reservasi ke dokter udah Ibu lakuin dari minggu lalu. Yaa selain biar nggak lupa, biar dapet nomor antrian di awal juga hehehe.

Jadwal praktek dokter gigi sekitar jam 2 sampai jam 4 sore, jadi kita memutuskan untuk berangkat jam 2 siang. Lagipula jarak antara rumah dan rumah sakit nggak terlalu jauh. Yaaa butuh waktu kurang dari 30 menit untuk kesana.

Kita pun bersiap-siap. Ganti baju, bawa minum, camilan, juga bawa masker (maklum masih suasana pandemi huhu).

Merasa waktu yang kita miliki cukup panjang, kita pun mampir ke toko alat tulis untuk membeli baterai jam, untuk lampu tidur anak-anak. Karena mampir ke toko alat tulis ini kita jadi melewati jalur yang berbeda dari yang biasa kita gunakan. Seharusnya sih nggak masalah, tapi hari ini di jalan yang kita lalui ada perbaikan jalan. Hal ini membuat macet jalanan.

Ayahpun memutar balik kendaraan, ambil jalan biasa kita lalui.

Awalnya lancar, tapi tiba-tiba jalanan kembali macet, ntah ada apa. Ayah cek situasi jalanan lewat google maps. Terlihat antrian kendaraan yang panjang sekali.

Setelah mempertimbangkan jarak kemacetan antara jalur yang ini dan yang sebelumnya, Ayah memutuskan untuk ambil jalan yang sebelumnya saja karena macetnya tidak terlalu panjang. Tapi untuk putar balik kendaraan saja cukup menghabiskan waktu.

Setelah dram kemacetan jalanan, kita pun sampai di rumah sakit jam setengah 4 sore. Satu jam lebih lama dari biasanya. Untungnya kita masih boleh untuk mendaftar karena memang sebelumnya sudah reservasi.

Karena sudah sepi juga, kita langsung di panggil keruangan dokter.

Maryam jadi yang pertama diperiksa. Walaupun awalnya takut, tapi karena dokternya baik jadi Maryam nggak takut lagi. Selama pemeriksaan Maryam diajak ngobrol dan bernyanyi sama dokternya. Kabar baiknya Alhamdulillah setelah di cek gusi bengkaknya sudah mulai mengempes.

Lanjut pemeriksaan Athar. Gigi Athar memang nggak terlalu bagus, malah diusianya yang 2 tahun ini giginya sudah ada yang ompong. Minggu lalu sih gigi depan bagian atasnya yang dirapikan. Kalau hari ini, dokter menambal gigi belakangnya yang ternyata bolong.

Nggak jauh beda dari Maryam, selama pemerikasaan Athar pun dokter mengajak ngobrol dan bernyanyi. Jadi anak-anak nggak takut.

Setelah semuanya selesai diperiksa, seperti biasa dokternya kasih stiker buat anak-anak.

Lalu Maryam bilang

"Aku mau nyanyi bareng dokter"

Pemeriksaan diakhiri dengan nyanyi balonku bersama-sama

Hahaha

Terimakasih dokter sudah mau periksa gigi Maryam dan Athar

Terimakasih teteh dan adek sudah jadi pasien yang sangat berani dan luar biasa

Biasanya sih Maryam yang suka bawel tanya "kapan kita pergi ?" "kita mau kemana?" "kok nggak pergi-pergi ?" begitulah kira-kira.

Oiya, jalanan disekitar tempat piknik sedikit becek karena sejak pagi diguyur hujan, jadi harus sedikit berhati-hati saat berjalan karena sedikit licin.

“Ibu bagaimana kalau kita buat galeri seni ?”

Akhirnya Ibu, Maryam dan Athar membuat sebuah galeri seni

Athar dan Maryam bertugas untuk menggambar, membuat sebuah karya seni. Mereka bebas menggambar apa saja sesuai dengan imajinasi mereka. Walaupun terlihat seperti sebuah coretan tapi mereka menganggap itu maha karya, dan ada memiliki sebuah cerita.

“Wah teteh gambar apa?”

“Labirin, Bu”

“Adek gambar apa?”

“Gambar pesawat”

“Waaah hebat, yuk kalau sudah selesai kita tempel lagi disana”

Mereka pun bersemangat menggambar dan menempelkannya di tembok.

Tapi nggak seru dong ya kalau anak-anak ini nggak berantem hahaha. Yaaa di sela-sela mereka menggambar terkadang saling berebut alat tulis, berebut kertas bahkan berebut tempat untuk menempelkan hasil karya mereka.

“Adek mau tempel sini”

“Nggak, ini tempat teteh”

Ibu sih geleng-geleng kepala aja haha

Tapi Alhamdullilah hari ini menyenangkan. 

Ibu harus memutar otak agar tetap bisa bermain tapi tetap bisa melakukan pekerjaan lainnya seperti memasak. Akhirnya Ibu membuat semua ini seakan sebuah permainan. Ibu berperan menjadi Ibu dan anak-anak berperan menjadi anak-anak. Tapi anak-anak yang harus pergi ke sekolah. Hehe

Jadi saat mereka pura-pura pergi ke sekolah, Ibu memasak di rumah. 

Lalu tak lama mereka pulang dari sekolah, katanya sudah selesai belajarnya. Ibu menyuruh mereka untuk pura-pura berganti baju dan beristirahat. Haha

Dengan begitu mereka sibuk dengan perannya dan Ibu bisa menyelesaikan pekerjaan Ibu hehe

Menyenangkan bisa bermain peran dengan anak-anak. Anak-anak juga bisa mengetahui bagaimana seorang dokter bekerja, guru mengajar dan Ibu mengurus rumah. Pastinya hari ini cukup melelahkan karena mereka jelas tak mau berhenti bermain. Namanya juga anak-anak hahaha